JAMBI,INFOLENSA.COM || KOTO BARU – Kepala Desa Koto Baru,Kecamatan Koto Baru,Kota Sungai Penuh Diduga Memotong Anggaran Dana yang diperuntukkan untuk Bedah Rumah.
Informasi yang telah beredar dan kita kutip di media cetak Komando yang di terbitkan 31/01 lalu menyebutkan Kepala Desa Koto Baru Kota Sungai Penuh Bohongi Masyarakatnya dan memotong Dana yang diperuntukan Bedah Rumah.(05/02/21)
Dalam informasi yang dimuat di media cetak Komando, yang mengatakan adanya Sebelas (11) orang warga yang menerima bantuan bedah rumah sebesar Rp 10 juta perorangan tetapi begitu uang nya telah dicairkan kepada dua (2) Orang penerima mereka hanya menerima Rp 7 juta saja.
Tidak hanya sampai disitu saja, Uang Yang 7 Juta itupun bukan langsung diterima tunai oleh sipenerima bantuan, melainkan berupa barang seperti Paku, Seng, Kayu.
Itupun Kualitas Paku, Seng, dan Kayu merupakan kualitas yang tidak bagus dan diperkirakan kepala desa koto baru Kuat Dugaan mengambil keuntungan dari harga kayu Rp.300.000 dan ditambah dengan pemotongan dana awal dari Rp 10 juta menjadi Rp 7 juta.
Diperkirakan pemotongan yang dilakukan kades oleh penerima memotong dana bedah rumah sejumlah Rp.3.300.000 perorang dan itu sudah termasuk pungli.
Menanggapi Hal tersebut, Pihak Kordinator Wilayah Sungai Penuh Infolensa.com Riko Andriawan angkat bicara soal beredarnya berita yang di terbitkan oleh Media Cetak Komando, jika memang benar-benar itu terjadi Sungguh disayangkan oleh tidakan dan perbuatan yang di lakukan oleh Oknum Kades Koto Baru Tersebut, tapi Nanti Saya akan coba konfirmasi ulang terkait beredarnya informasi ini, tutup Riko
Penulis. : AR
Dikutip dari beredar nya berita yang diterbitkan media cetak komando yang beredar nya tanggal (31/01)
menyebutkan kades Koto baru kecamatan koto baru kota sungai penuh provinsi Jambi bohongi masyarakatnya dan potong dana bedah rumah.
Seperti berita yang diterbitkan oleh media cetak komando adanya 11 warga yang penerima bantuan bedah rumah sebesar Rp 10 juta perorangan tetapi begitu uang nya telah dicairkan kepada 11 penerima mereka hanya menerima Rp 7 juta saja,
itupun bukan berupa uang tunai tetapi berupa paku,seng dan kayu, yang mana kayu nya itupun kualitas yang tidak bagus dan diperkirakan kepala desa koto baru mengambil keuntungan dari harga kayu Rp.300.000 dan ditambah dengan pemotongan dana awal dari Rp 10 juta menjadi Rp 7 juta
, perkiraan pemotongan yang dilakukan kades oleh penerima memotong dana bedah rumah sejumlah Rp.3.300.000 perorang dan itu sudah termasuk pungli, dikutip dari media cetak komando.
PENULIS: AR